Selasa, 03 Mei 2016

Sepatu Model Loafers Terpopuler Adalah Penny Loafers

Hay girls

Sepatu model Loafers yang paling banyak dipasarkan adalah style Penny Loafers, sepatu untuk pria dan wanita ini selain memiliki desain yang kompak juga nyaman di kaki. Penny Loafers dari bahan kulit dengan warna-warna gelap dapat dipadukan dengan berbagai jenis busana, baik formal maupun casual tanpa mempengaruhi penampilan penggunanya.


Desain Penny Loafers saat ini tidak banyak berbeda dengan saat dipasarkan pertama kali, baik di negeri pertama kali diproduksi, Norwegia, sampai kembali merambah Amerika. Model sepatu yang sebelumnya dikenal dengan nama "Aurland Shoes" itu lalu diproduksi secara massal. Sebutannya berganti dengan Penny Loafers dan dipasarkan secara lebih luas hingga menjadi salah satu model sepatu favorit. 

Ada beberapa versi tentang sejarah Loafers, salah satunya mencatat bahwa sepatu model ini untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Raymond Lewis Wildsmith di London pada tahun 1926. Awalnya model sepatu tersebut dirancang khusus untuk memenuhi pesanan Raja George VI yang ingin menggunakannya sebatas di lingkungan istana sebagai sepatu casual.


Lama kelamaan desain sepatu tersebut diadopsi oleh para pembuat sepatu dan mulai menyebar keluar istana, sampai akhirnya mencapai Amerika dan dikenal dengan nama Loafers. Sampai saat ini, meskipun produksi The Wildsmith Loafer dilakukan oleh mesin-mesin berteknologi modern, sebagian besar masih dikerjakan secara manual berdasarkan ketrampilan tangan para karyawan.  Alasannya, agar kualitas sepatu tetap terpelihara seperti sejak perusahaan itu didirikan pada tahun 1847 oleh Matius dan Rebecca Wildsmith, buyut Raymond. 


Saat ini pemasaran The Wildsmith Loafer telah merambah hampir ke seluruh negara dan menjadi salah satu merk sepatu kelas atas.


Sedangkan sejarah Loafers versi kedua mencatat bahwa Loafers untuk pertama kalinya diperkenalkan sebagai desain baru oleh Nils Gregoriusson Tveranger di Aurland, Norwegia pada tahun 1930. Awalnya, Loafers rancangannya itu diberi nama "Aurland Moccasin", tetapi kemudian diganti dengan "Aurland Shoes". Akan halnya nama Moccasin tersebut karena Tveranger pada usia 13 tahun sudah ke Amerika untuk belajar menjadi perajin dan desainer sepatu sampai usia 20 tahun. Kemudian kembali ke negerinya dan mendesain "Aurland Moccasin".


Sepatu model Loafers dengan nama "Aurland Shoes" diproduksi dalam jumlah besar dan dipasarkan ke negara-negara di Eropa. Setelah Loafers populer di Eropa, kemudian dibawa masuk ke Amerika dan dipromosikan oleh Majalah Esquire dengan model Norwegia bersepatu Loafers dan menampilkan latar belakang kehidupan masyarakat Norwegia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar